Soeharto mengadakan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Ratu Elizabeth, yang sadar bahwa
Indonesia merupakan partner bisnis yang potensial, menyambutnya secara kebesaran. Dari bandara
sudah disediakan kereta kerajaan yang ditarik tujuh ekor kuda putih yang cantik, yang akan membawa
tamu negara ke Istana Buckingham.
Setelah upacara penyambutan, Elizabeth menyilakan Presiden Indonesia naik. Begitulah mereka
berdua dalam kereta. Di tengah perjalanan, tanpa ditemani penterjemah, Soeharto terus mengangguk
sopan mendengarkan penjelasan Sri Ratu tentang gedung dan taman yang mereka lewati sepanjang jalan.
Syahdan, di dekat Taman Hyde Park, salah seekor kuda kereta kerajaan kentut keras sekali. Dan
bau sekali. Sri Ratu agak malu, dan dengan tersipu-sipu dia bilang, “Tuan Presiden maaf, ya...”
Soeharto mengangguk, “O, tidak apa-apa, Baginda. Kentut itu sehat. Wong tadinya saya sangka
yang kentut itu kuda, kok”.
Indonesia merupakan partner bisnis yang potensial, menyambutnya secara kebesaran. Dari bandara
sudah disediakan kereta kerajaan yang ditarik tujuh ekor kuda putih yang cantik, yang akan membawa
tamu negara ke Istana Buckingham.
Setelah upacara penyambutan, Elizabeth menyilakan Presiden Indonesia naik. Begitulah mereka
berdua dalam kereta. Di tengah perjalanan, tanpa ditemani penterjemah, Soeharto terus mengangguk
sopan mendengarkan penjelasan Sri Ratu tentang gedung dan taman yang mereka lewati sepanjang jalan.
Syahdan, di dekat Taman Hyde Park, salah seekor kuda kereta kerajaan kentut keras sekali. Dan
bau sekali. Sri Ratu agak malu, dan dengan tersipu-sipu dia bilang, “Tuan Presiden maaf, ya...”
Soeharto mengangguk, “O, tidak apa-apa, Baginda. Kentut itu sehat. Wong tadinya saya sangka
yang kentut itu kuda, kok”.